Kendari, www.pembasmihoax.club Kontestasi pilkada muna yang diwacanakan akan digelar pada tahun 2020 mendatang memang masih jauh, kurang lebih setahun lagi. namun hawa politik yang kian memanas ditengah-tengah warga kabupaten muna sehingga mengakbiatkan diskusi publik berkembang terkait konstelasi politik lima tahunan tersebut. mengapa hal itu kian menarik menjadi sebuah wacana yang didiskusikan? beberapa warganet menilai bahwa di karenakan cukup banyak figur-figur potensial yang akan meramaikan bursa pertarungan, seperti Syarifuddin Uddu Dirjen Keuangan Kemendagri yang juga ketua KKST Nasional, Jaelani Politisi Muda Partai PKB, Samahu Manager Dana Bos Dinas Pendidikan Provinsi Sultra, dr Baharuddin, M.Kes serta yang paling menarik adalah pro-kontra berani dan tidaknya bupati muna barat Rajiun Tumada untuk turun gelanggang di pilkada Muna 2020.
Melihat kondisi diskusi politik yang kian memanas, tokoh politik senior Sulawesi Tenggara , Ir. Ridwan BAE juga mengeluarkan pendapatnya berdasarkan informasi yang dihimpun oleh relawan demokrasi pembasmihoax terhadap pernyataan ketua forum DPD Golkar Se-Indonesia tersebut beberapa waktu lalu terhadap salah satu wartawan media online regional. Ridwan BAE menyatakan bahwa bisa saja ia menyiapkan poros ketiga ketika figur petahana Rusman Emba, bahkan penantang Rajiun Tumada berdasarkan hasil survey elektabilitas justru sangat kecil keberpihakan publik atas elektabilitas keterpilihan mereka.
"Saya ingin lihat sejauh mana penerimaan masyarakat terhadap rajiun dan rusman, kalau lebih banyak tidak mau kepada kedua-duanya maka kita dorong poros baru " ungkap Ridwan kepada salah satu wartawan media online. Ridwan mengatakan bahwa golkar selalu mendorong figur yang memiliki tingkat penerimaan yang baik oleh masyarakat, entah itu Rajiun atau dr Baharuddin.
Menyikapi pernyataan Ridwan BAE, Wakil ketua KNPI Sultra MKD Panatagama menganggap bahwa kedepan peran golkar cukup besar dalam menciptakan deal-deal politik, mengingat golkar Muna berhasil menempatkan kadernya merebut empat kursi di DPRD Muna. " Beliau itu Ridwan BAE Politisi Dewa, peran sentralnya selalu jadi penentu kemenangan kepala daerah yang berkompetisi, dan sudah banyak buktinya" ungkap MKD Panatagama.
MKD LCN Panatagama memberi contoh bahwa peran sentral dan ketokohan Ridwan BAE itu sangat mewarnai kemenangan Rusman melawan Dokter Baharuddin pada pilkada muna tahun 2015 yang lalu. meskipun secara politik partai golkar mendukung Dokter baharuddin pada pilkada muna yang lalu, namun waktu PSU jilid 2 melihat keinginan masyarakat Muna yang begitu besar mendukung Rusman Emba , sehingga Ridwan merubah haluan politiknya dan fatwa politik nya dijalankan dengan terstruktur oleh para pengurus dan politisi golkar Muna saat itu. " Itulah kehebatan Ridwan BAE, beliau bukan hanya pandai berpolitik, namun mampu membaca peta politik, beliau politisi Dewa" celetuk MKD.
Terakhir, ketika di tanyakan soal feelingnya mengarah kemana dukungan partai golkar terkait pilkada Muna tahun 2020, Wakil Ketua KNPI Sultra itu menjawab : " Pencetus Istilah Santun Dan Berbudaya kan Pak Ridwan, tentunya feeling saya pasti beliau dukung yang santun dan berbudaya lah.. bukan yang tukang marah-marah.." Celetuk nya dengan santai.
Penulis : relawan demokrasi pembasmi hoax