Isu terbaru yang lagi mencuat ditengah gonjang-ganjing menghangatnya percaturan politik sultra menjelang pemilihan gubernur dan wakil gubernur sulawesi tenggara adalah munculnya isu bahwa Rektor UHO melakukan plagiat karya ilmiah. Hasil pemantauan divisi kominfo kabinet pongkaruta sultra yang selalu berpatroli di dunia maya menemukan ada segelintir orang yang mencoba mengangkat isu tersebut untuk menggiring Civitas Akademika UHO terlibat dalam politik praktis. Dari laporan kepala divisi kominfo kabinet pongkaruta sultra kepada ketua dewan penyantun kabinet pongkaruta sultra, MKD la cossa Nostra Panatagama, ternyata membuat Mafioso tersebut bereaksi keras dengan isu tersebut. MKD La Cossa Nostra Panatagama Menyebut bahwa isu plagiat yang melibatkan Yang Mulia Bapak REKTOR UHO sebagai simbol dan lambang akademisi UHO sebagai bagian dari intrik politik yang mengalami translasi nilai nilai dari politik itu sendiri, yang berawal dari integral parsial momen politik dimasa lalu coba dimunculkan dijaman now, sehingga diferensial politiknya tidak menghasilkan himpunan penyelesaian yang bermanfaat serta tidak mendidik masyarakat sultra dalam berpolitik. "Masa jelas-jelas perwakilan dirjen kemenristekdikti sudah klarifikasi dijakarta mengenai pembuktian bahwa yang mulia dan terhormat bapak REKTOR UHO tidak melakukan plagiat , harus kita sahuti dan kita termakan dengan isu tersebut?" Ungkap MKD Panatagama yang merupakan wakil ketua KNPI PROVINSI SULTRA tersebut. Mafioso menjelaskan kembali bahwa pelantikan Yang Mulia dan terhormat Bapak REKTOR UHO, itu bagi orang berakal dan berilmu bahwa sangat tidak rasional dan masuk akal jika bapak DR.Muhammad Zamrun selaku REKTOR UHO terpilih melakukan plagiat. "kalau dikatakan bahwa REKTOR UHO itu plagiat, berarti Menristekdikti itu secara tidak langsung dilecehkan entah itu pribadinya, ataupun kelembagaan kemenristekdikti itu sendiri" tandas MKD Panatagama Dengan santai.
Momen politik yang makin memanas terkadang digunakan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab untuk menggiring Civitas Akademika Perguruan tinggi ternama seperti UHO untuk terlibat dalam politik praktis yang tentunya menciderai ideologi dan tatanan aturan main bagaimana menjadi seorang civitas akademika itu sendiri. "Ingat , Bapak REKTOR UHO itu simbol dan lambang akademisi UHO, sedikit saja terkikis kewibawaan beliau, secara tidak langsung harga diri, dan martabat kita sebagai alumni UHO, sangat tercoreng, apalagi saya sebagai mantan ketua HMTI UHO merasa tersinggung dengan isu plagiat ini" tutur MKD dengan lantang.
Terakhir, sebelum MKD La Cossa Nostra mengakhiri pernyataannya sebelum berkantor di dinsos Provinsi Sultra sebagai Administrator Database PKH sultra, ia menyampaikan dan menghimbau kepada seluruh alumni UHO maupun yang lagi menjalankan studi di UHO, untuk memboikot atau menuntut para penebar fitnah yang menuduh bahwa yang mulia dan terhormat bapak REKTOR UHO melakukan plagiat karya tulis ilmiah
MKD LA COSSA NOSTRA PANATAGAMA |