Seperti yang diberitakan sebelumnya, bahwa beberapa mahasiswa telah menggelar aksi unjuk rasa menolak serta mencabut 13 Izin usaha pertambangan (IUP) yang ada di kabupaten konawe kepulauan tersebut. aksi unjuk rasa tersebut berdasarkan suara dominan masyarakat wawoni yang menolak keberadaan tambang di wilayah mereka. menurut warga wawoni, keberadaan tambang sangat mengancam dan bisa memutus mata rantai pencaharian mereka. hadirnya tambang dipulau wawoni sangat merusak ekosistem kawasan pesisir yang merupakan lumbung kehidupan para nelayan serta petani seperti aksi teater "kubur diri" yang diperankan oleh kaum emak-emak asal wawoni beberapa hari lalu.
Anehnya, saat para mahasiswa dan the power of ibu bangsa tersebut mengelar aksi unjuk rasa demi mempertahankan hidup dan sebuah kehidupan, justru polisi yang harusnya sebagai tameng pelindung dan pengayom bagi masyarakat yang mencari keadilan, malah bertingkah seperti preman berdinas yang memukuli para demonstran sampai berdarah-darah dan lumpuh. bahkan, pihak pejabat pemprov sultra pun tidak dapat mengambil sikap saat kejadian itu. " Polisi itu kan pelindung dan pengayom masyarakat, bukan tukang pukul atau penindas! " Ungkap MKD panatagama wakil ketua KNPI Sultra. berdasarkan hal tersebut, ia meminta agar pak gubernur Ali Mazi segera mengambil langkah sigap dan cermat terkait 13 IUP Tambang Di Wawoni serta pak Kapolda Sultra mengusulkan agar Kapolres Kota Kendari segera di copot dari jabatannya .