Maria Magdalena Blegur |
Titik balik perjuangan pemuda dan perempuan dalam mempererat persatuan dan kesatuan bangsa telah dibuktikan dimasa silam saat gerakan merebut kemerdekaan bangsa indonesia. kehadiran pemuda dan perempuan yang mencetuskan sebuah kongres pemuda 27 oktober 1928 menjadi awal lahirnya ide dan prakarsa kaum pemuda yang tak terjewantahkan besarnya peran dan pengaruh kaum pemuda dan perempuan bagi sebuah bangsa. oleh karena itu, sudah sepantasnya pemuda dan perempuan menjadi penerus perjuangan generasi terdahulu untuk mewujudkan cita-cita bangsa.
Saat ini, peran pemuda dalam kehidupan sosial masyarakat memiliki tantangannya sendiri dalam membantu pemecahan masalah dimasyarakat. Di Provinsi Sulawesi Tenggara, masalah yang sering dihadapi adalah minimnya peran pemuda dalam berkontribusi terhadap peningkatan sendi-sendi perekonomian. konidisi ini disebabkan oleh kurangnya kompetensi dan keahlian pemuda dalam memberikan inovasi terhadap pengembangan proses dan hasil produksi pertanian, perkebunan, peternakan, kelautan, dan perdagangan dimasyarakat. selain itu, masalah lainnya adalah masih adanya pemuda dan perempuan yang sibuk dengan aktivitasnya sendiri serta minimnya wadah pemuda dan perempuan yang dapat dimanfaatkan sebgai tempat untuk mengembangkan dan meningkatkan potensi yang dimilikinya.
Pemuda juga sering disebut sebagai agen of change /agen perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat sehingga sangat penting bagi pemuda untuk ikut serta berpartisipasi dalam proses demokrasi dalam rangka mewujudkan cita-cita reformasi pendiri bangsa. pemuda harus energik dan inovatif dalam mengawal pembangunan di Sulawesi Tenggara. untuk mewujudkan hal tersebut, maka peningkatan peran pemuda dalam pembangunan dapat dilakukan melalui :
1. Penguatan kapasitas pemuda dan perempuan melalui pendidikan dan pelatihan keterampilan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup
2.Penyuluhan informasi tentang optimalisasi penggunaan teknologi dibidang perkebunan, pertanian, perikanan, perdagangan, sebagai bekal pemuda dan perempuan dalam melakukan pendampingan di masyarakat.
3.Penanaman nilai-nilai integritas , gotong-royong, dan semangat kerja dalam rangka ikut terlibat dalam perencanaan dan pengawasan pembangunan ekonomi berkelanjutan di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Oleh : Maria Magdalena Blegur
Magnet Sultra